Kiai Kampung: Penjaga Kehangatan Dakwah Tradisional di Indramayu Pesisir

Oleh. Lukman NulhakimDi tengah dunia dakwah yang semakin ramai oleh ustaz viral dan konten pendek TikTok, Indramayu punya tokoh yang tetap kokoh berdiri: kiai kampung. Mereka tak punya studio podcast, tak tampil dalam live streaming, tapi petuahnya tetap menjadi pegangan ribuan warga pesisir. Apa rahasianya?Kiai Kampung: Sosok Dekat yang Tidak Pernah BerjarakDi Indramayu, terutama di daerah pesisir seperti Karangsong, Eretan Kulon, hingga Balongan kiai kampung adalah figur yang selalu hadir dalam denyut kehidupan masyarakat. Mereka tidak hanya mengajar ngaji, tetapi juga memimpin tahlilan, menenangkan keluarga yang sedang berkonflik, hingga menjadi penasihat ketika nelayan ragu untuk melaut.Kekuatan kiai kampung adalah kedekatan. Dalam istilah komunikasi, hubungan ini disebut high-touch communication—komunikasi yang hangat, langsung, dan penuh empati.Bahasa Dermayon: Medium Dakwah yang Menghidupkan PesanDalam ceramah dan pengajian, kiai kampung tidak menggunakan bahasa akademik. Mereka berbicara menggunakan bahasa Indramayu (Dermayon) yang lugas dan penuh makna. Perumpamaan yang digunakan pun sangat “orang sini”:Misalnya pasang surut laut, rezeki nelayan, angin barat dan angin timur, musim panen mangga, atau pengalaman hidup sehari-hari orang desa.Dari sinilah dakwah terasa membumi, bukan sekadar ceramah, tapi obrolan kehidupan yang menenangkan.Dakwah yang Sederhana tapi MenggetarkanMeskipun sederhana, dakwah kiai kampung tetap menginspirasi karena1. Mendengarkan sebelum menasehatiMereka tidak langsung menegur; mereka mendengarkan dulu. Ini membuat masyarakat merasa dihargai.2. Memberi teladan, bukan sekadar materiKehidupan mereka menjadi dakwah utama: sederhana, ikhlas, dan tidak mencari popularitas.3. Menggunakan humor lokalKiai di pesisir sering menyelipkan humor:“Urip kéné kudu koyo nelayan, ora wedi ombak, nanging ngerti kapan kudu mulih.”(Hidup di sini harus seperti nelayan, tidak takut ombak, tapi tahu kapan harus pulang.)4. Mengajak, bukan menghakimiPendekatan ini membuat dakwah diterima tanpa penolakan.Peran Kiai Kampung sebagai Penjaga Harmoni SosialSelain sebagai pendakwah, kiai kampung juga menjadi penengah konflik rumah tangga, penasihat pernikahan, tempat curhat generasi muda, pembimbing spiritual para nelayan, bahkan mediator antarwarga ketika terjadi kesalahpahaman.Dalam banyak kasus, masalah selesai hanya dengan “ngopi bareng” di teras rumah kiai. Inilah yang membuat mereka menjadi figur pemersatu masyarakat desa.Tantangan Baru: Anak Muda Berpindah ke Konten DigitalKini perubahan zaman menghadirkan tantangan: Pertama, Dakwah di media sosial lebih cepat dan mudah diakses. Kedua, Banyak ustaz viral menawarkan konten yang emosional atau provokatif. Ketiga, Remaja lebih akrab dengan TikTok daripada pengajian malam. Keempat, Tradisi keagamaan mulai kehilangan peminat muda.Meski begitu, beberapa kiai kampung muda Indramayu seperti Ustad Jaka Ireng atau masyarakat sering menyebut UJI sudah mulai membuat video yang ia unggah di beberapa kanal media sosial miliknya. Adaptasi ini penting agar dakwah tradisional tetap relevan untuk generasi baru.Mengapa Kiai Kampung Tetap Penting?Walaupun teknologi terus berkembang, ada hal-hal yang tidak bisa digantikan oleh internet seperti sentuhan emosional, kedekatan personal, kehadiran fisik, dan kebijaksanaan hidup yang lahir dari pengalaman panjang.Kiai kampung mengajarkan agama sekaligus mengajarkan cara menjalani hidup. Inilah alasan mereka tetap dicintai, dihormati, dan dibutuhkan hingga hari ini.Kiai kampung adalah pilar penting yang menjaga kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat Indramayu. Dengan dakwah yang sederhana, hangat, dan dekat dengan budaya lokal, mereka menunjukkan bahwa esensi dakwah bukanlah viralnya konten, tetapi ketulusan hati dalam membimbing umat.Di era digital yang penuh perubahan ini, menjaga keberadaan dan peran kiai kampung berarti menjaga identitas dan kearifan Indramayu agar tetap hidup dan relevan.

Ayo bergabung menjadi mahasiswa STIDKI NU Indramayu!

Populer