Membangun Generasi Zoomers di Era Digital, STIDKI NU Indramayu Gelar Seminar Prodi BKI

Membangun Generasi Zoomers di Era Digital, STIDKI NU Indramayu Gelar Seminar Prodi BKI

Indramayu, Perkembangan teknologi digital yang masif di era modern menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga harmoni hubungan sosial dan nilai-nilai sakral keluarga. Menyikapi fenomena tersebut, Program Studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) STIDKI NU Indramayu menggelar seminar bertajuk “Membangun Generasi Zoomers”, dengan subtema “Ketika Ikatan Suci Terputus oleh Jaringan”, pada Sabtu (11/10/2025) di Ruang Kaca, Kampus STIDKI NU Indramayu.

Acara yang berlangsung itu menghadirkan tiga narasumber, yaitu K.H. Saefudin Nasiri, M.Si, seorang ulama dan akademisi terkemuka, serta praktisi konseling dan parenting Islami Lebe Najmudin dan Lebe Agus Susanto. Ketiganya membedah secara komprehensif dampak era digital terhadap ikatan pernikahan, hubungan orang tua-anak, serta pola komunikasi dalam keluarga generasi muda yang kerap disebut Zoomers.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua I STIDKI NU Indramayu, Imam Santoso, MA, menekankan pentingnya sinergi antara nilai-nilai keislaman dan pendekatan psikososial dalam menghadapi tantangan zaman.

“Hari ini kita tidak hanya bicara soal generasi muda yang melek teknologi, tetapi juga generasi yang seringkali terjebak dalam jaringan tanpa ikatan. Oleh karena itu, kampus sebagai pusat intelektual harus hadir memberikan solusi konkret untuk membangun generasi yang kuat secara spiritual dan emosional,” ujar Imam Santoso.

Sementara itu, Kaprodi BKI, Tarso, M.Pd, menyoroti urgensi peran konselor Islam dalam merespons krisis relasi yang semakin marak di masyarakat akibat digitalisasi berlebihan.

“Subtema kita hari ini—’Ketika Ikatan Suci Terputus oleh Jaringan’—bukan sekadar judul, tetapi cerminan realitas. Banyak pasangan dan keluarga hari ini kehilangan koneksi emosional karena teralihkan oleh koneksi virtual. Kita perlu membangun kesadaran dan keterampilan baru bagi para calon konselor agar mampu hadir menjawab problem zaman,” tutur Tarso.

K.H. Saefudin Nasiri dalam paparannya menjelaskan bahwa Islam memiliki kerangka nilai yang kokoh dalam menjaga keutuhan rumah tangga, namun diperlukan pendekatan kekinian agar pesan-pesan tersebut dapat dicerna oleh generasi digital.

“Jika dahulu keluarga berkumpul untuk mendengar petuah orang tua, hari ini justru orang tua dan anak sibuk dengan gawai masing-masing. Tugas kita adalah menghidupkan kembali ruh keluarga, dengan memadukan hikmah klasik dan pendekatan modern,” kata Saefudin.

Sesi seminar yang berlangsung interaktif ini juga menghadirkan diskusi mendalam antara peserta—mahasiswa dan dosen BKI—dengan para narasumber. Lebe Najmudin menekankan perlunya literasi digital dan kesadaran spiritual yang seimbang, sedangkan Lebe Agus Susanto membagikan pengalaman langsung dalam menangani kasus-kasus konseling keluarga yang terdampak era media sosial.

Acara ditutup dengan harapan agar seminar ini menjadi langkah awal gerakan intelektual dan praktis dari STIDKI NU Indramayu dalam membangun generasi Zoomers yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga matang dalam membangun relasi yang sehat dan sakinah.

Ayo bergabung menjadi mahasiswa STIDKI NU Indramayu!

Populer